Minggu, 06 Mei 2012

Manajemen Asfiksia Bayi baru lahir


Persalinan adalah saat-saat paling kritis dalam kehidupan. Keselamatan Ibu dan Bayi merupakan tanggung jawab dari penolong persalinan.
Dimana bayi baru lahir sangat rentan terhadap berbagai macam resiko seperti asfiksia, hipotermi , dll.
Sehingga perlu sekali bagi seorang tenaga kesehatan yang akan menolong persalinan terutama bidan untuk memperhatikan beberapa hal yang dapat menjadi kemungkinan terjadinya kegawat daruratan pada bayi baru lahir.
Hal terpenting yang perlu dilakukan pertama kali adalah melakukan penilaian :
1.    Sebelum bayi lahir atau sesudah ketuban pecah :
Nilai apakah air ketuban bercampur dengan mekonium (berwarna kehijauan) pada letak kepala.
2.    Segera setelah bayi lahir :
Nilai apakah bayi menangis, bernafas spontan dan teratur, bernafas megap-megap atau tidak bernapas.
Apabila ditemukan air ketuban jernih dan bayi menangis serta bernapas spontan, maka lakukan penanganan bayi baru lahir normal.
Jika ditemukan air ketuban bercampur mekonium, lakukan resusitasi dengan Manajemen Air Ketuban Bercampur mekonium.
Akan tetapi, apabila bayi bernapas megap-megap atau bahkan tidak bernapas sama sekali maka segera lakukan langkah awal penanganan bayi Asfiksia. Lakukan langkah awal dalam waktu 30 detik.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1.    Jaga bayi tetap hangat
-         Letakkan bayi di atas kain yang ada di atas perut Ibu
-         Bungkus dengan kain tersebut, poyong tali pusat.
-         Pindahkan bayi ke tempat resusitasi
2.    Atur Posisi Bayi
-         Baringkan bayi terlentang dengan posisi kepala bayi dekat penolong
-         Ganjal bahu dengan kain setinggi 5 cm agar kepala sedikit ekstensi
3.    Isap Lendir
-         Gunakan alat pengisap DeLee :
-         Isap lendir mulut-hidung
-         Pengisapan dilakukan saat alat ditarik, bukan saat dimasukkan
-         Jangan melakukan pengisapan terlalu dalam : mulut > 5cm, hidung > 3 cm. Bahaya Bradikardi dan henti napas.
4.    Keringkan dan rangsang bayi
-         Mulai muka, kepala, tubuh dengan sedikit tekanan, dapat membantu bayi memulai napas.
-         Lakukan rangsang taktil dengan menepuk/menyentil telapak kaki dan menggosok punggung, perut, dada, tungkap dengan telapak tangan.
5.    Atur kembali posisi kepala bayi dan bungkus
-         Ganti kain yang telah basah dengan kain di bawahnya
-         Bungkus bayi dengan kain tsb,jangan menutupi muka dan dada agar bisa memantau pernapasan bayi.
-         Atur kembali posisi kepala sedikit ekstensi
6.    Lakukan penilaian bayi
-         Lakukan penilaian apakah bayi bernapas normal, tidak bernapas atau megap-megap.
-         Bila bayi bernapas normal, lakukan asuhan bayi baru lahir normal, yaitu :
Ø Menjaga bayi tetap hangat, lakukan kontak kulit ibu-bayi.
Ø Lakukan pemberian ASI sedini mungkin
Ø Pencegahan Infeksi dan Imunisasi.
-         Bila bayi bernapas megap-megap : lakukan langkah-langkah resusitasi
Adapun langkah-langkah Resusitasi adalah sebagai berikut :
1.                     Bila bayi tidak menangis atau megap-megap, warna kulit bayi biru atau pucat, denyut jantung kurang dari 100 kali/menit lakukan langkah resusitasi dengan melakukan ventilasi tekanan positif.
2.                     Sebelumnya periksa dan pastikan bahwa alat resusitasi (balon resusitasi dan sungkup muka) telah tersedia dan berfungsi baik.
3.                     Cuci tangan dan gunakan sarung tangan sebelum memegang atau memeriksa bayi.
4.                     Selimuti bayi dengan kain kering dan hangat kecuali muka dan dada bagian atas, kemudian letakkan pada alas dan lingkungan yang hangat.
5.                     Periksa ulang posisi bayi dan pastikan kepala telah dalam posisi setengah tengadah (sedikit ekstensi)
6.                     Letakkan sungkup melingkupi dagu, hidung dan mulut sehingga terbentuk semacam pertautan antara sungkup dan wajah.
7.                     Tekan balon resusitasi dengan dua jari atau dengan seluruh jari tangan (tergantung pada ukuran balon resusitasi)
8.                     Lakukan pengujian pertautan dengan melakukan ventilasi sebanyak dua kali dan periksa gerakan dinding dada.
9.                     Bila pertautan baik (tidak bocor) dan dinding dada mengembang, maka lakukan ventilasi dengan menggunakan oksigen (bila tidak tersedua oksigen gunakan udara ruangan).
10.               Pertahankan kecepatan ventilasi sekitar 40 kali/ 60 detik dengan tekanan yang tepat sambil melihat gerakan dada (naik turun) selama ventilasi.
11.               Bila dinding pada naik turun dengan baik berarti ventilasi berjalan secara adekuat.
12.               Bila dinding dada tidak naik, periksa ulang dan betulkan posisi bayi, atau terjadi kebocoran lekatan atau tekanan ventilasi kurang.
13.               Lakukan ventilasi selama 2x30 detik atau 60 detik, kemudian lakukan penilaian segera tentang upaya bernapas spontan.
-      Bila bayi bernapas normal, lakukan asuhan bayi baru lahir normal, yaitu :
Ø   Menjaga bayi tetap hangat, lakukan kontak kulit ibu-bayi.
Ø   Lakukan pemberian ASI sedini mungkin
Ø   Pencegahan Infeksi dan Imunisasi.
14.               Akan tetapi apabila bayi tidak bernapas setelah 20 menit :
-           Menghentikan resusitasi
-           Memberi dukungan pada Ibu dan Keluarga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar