Kamis, 10 Mei 2012

Mitos Seputar Masalah Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi


 
Mitos: Remaja perempuan yang belum mendapatkan menstruasi tidak dapat hamil.
Fakta: Pernyataan ini adalah mitos yang sangat kuat melekat di masyarakat, padahal tidak benar.  Hanya karena seorang perempuan belum mendapatkan menstruasi pertamanya, tidak berarti dia tidak bisa hamil.  Kehamilan berkaitan dengan ovulasi (matangnya sel telur).  Seorang perempuan bisa saja mengalami ovulasi sebelum datangnya menstruasi pertama sehingga tetap ada kemungkinan hamil

Mitos: ingin menstruasi lancar, sering-seringlah minum soft drink.
Fakta: Banyak yang percaya selain dapat memperlancar keluarnya darah, minum soft drink juga dapat mengurangi rasa sakit perut.  Sebenarnya belum ada penelitian khusus mengenai hal ini.  Sakit tidaknya perut saat menstruasi atau lancar tidaknya darah menstruasi yang keluar semua itu dipengaruhi oleh hormon serta faktor psikis seseorang.  Jadi tidak benar bahwa dengan meminum softdrink akan memperlancar menstruasi

M   : Loncat-loncat, minum air lada atau nanas muda, aman untuk menggugurkan kandungan.
Fakta: Ketika spermatozoa sudah memasuki vagina, maka spermatozoa akan mencari sel telur yang telah matang untuk dibuahi.  Loncat-loncat tidak akan mengeluarkan spermatozoa.  Jadi, tetap ada kemungkinan untuk terjadinya pembuahan atau kehamilan.  Ada sejumlah cara tidak aman untuk menggugurkan kandungan yang dilakukan oleh bukan pihak medis. Kendati benar berhasil, namun tidak dianjurkan karena bisa mengancam nyawa atau jikapun tidak menyebabkan kematian, dapat menyebabkan komplikasi pada rahim misalnya terjadi infeksi atau kemandulan.  Pada dasarnya tidak ada satu metode pun yang aman untuk menghentikan kehamilan.  Tindakan yang dilakukan oleh tenaga medisjuga memiliki risiko seperti perdarahan bahkan meninggal dunia.

Mitos: Sering minum es di saat hamil menyebabkan bayi besar dan sulit saat lahir.
Fakta: Bayi besar biasanya berhubungan dengan ibu hamil yang mempunyai penyakit kencing manis (diabetes).  Mungkin es ini diminum oleh ibu hamil yang ’kebetulan’ memang mempunyai riwayat penyakit kencing manis.  Jadi, tidak ada hubungan antara konsumsi es dengan bayi besar.  Minuman es sendiri akan dikeluarkan oleh tubuh melalui urin.

Mitos : Kondom mendorong ketidaksetiaan, melakukan hubungan dengan siapa saja, atau menyuburkan prostitusi.
Fakta : Tidak ada bukti bahwa kondom atau metode kontrasepsi lainnya mempengaruhi perilaku.  Bukti secara umum mengenai perilaku seksual tidak ada hubungannya dengan penggunaan kontrasepsi.  Pada kenyataannya, penggunaan kontrasepsi menunjukkan perilaku yang bertanggungjawab dengan tujuan menghindari kehamilan tidak direncanakan dan ISR/IMS.

Mitos : Setelah dilakukan vasektomi (sterilisasi laki-laki), penis laki-laki tidak akan bisa ereksi.
Fakta : Mitos ini merupakan sebuah kekeliruan. Alat vital laki-laki tetap berfungsi normal seperti sebelumnya. Sperma pun tetap diproduksi, tetapi tidak dapat bertemu dengan sel telur. Cairan yang keluar saat ejakulasi adalah cairan semen yang telah terpisah dengan sperma. Vasektomi berbeda dengan kebiri, di mana pada kebiri kedua testis dibuang.

Mitos : Pil KB membuat rahim kering dan setelah berhenti minum akan sulit punya anak.
Fakta : Tidak perlu dikhawatirkan bahwa penggunaan pil KB akan menyulitkan punya anak, ataupun menyebabkan rahim kering, karena pil KB adalah salah satu metode yang paling reversibel, artinya kesuburan langsung kembali bila penggunaan dihentikan. Bahkan pil KB dapat mengurangi risiko infertilitas primer (ketidaksuburan) hingga 40%. Pada kenyataannya, beberapa keuntungan dari pil termasuk menjaga kesuburan dengan memberikan pencegahan dari penyakit radang panggul, endometriosis, dan kehamilan di luar kandungan.

Mitos : Infeksi menular seksual (IMS) dapat dicegah dengan mengoleskan odol atau mencuci alat kelamin.
Fakta : Tidak ada sabun, odol atau desinfektan apapun yang dapat mencegah IMS.  Justru pada perempuan, jika mencuci bagian dalam vagina dengan sabun khusus akan mempertinggi risiko terkena infeksi dan keputihan serta mengganggu kesimbangan lingkungan asam vagina.  Akibatnya, bakteri-bakteri baik dalam vagina yang berfungsi untuk membunuh kuman-kuman patogen penyebab penyakit malahan ikut mati.  Karena itulah tidak dianjurkan untuk mencuci vagina dengan apapun selain dengan air biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar