Oleh redaksi pada Sel, 02/28/2012 - 01:29.
Mitos: Berhubungan seksual dengan pacar merupakan bukti cinta.
Fakta: Ini kalimat yang seringkali dipercaya oleh remaja perempuan maupun laki-laki. Perlu kalian tahu bahwa banyak cara untuk menunjukkan rasa sayang atau cinta kepada pasangan/pacar kita dan tidak melulu hubungan seks. Apapun bentuk rasa sayang itu harus dilandasi oleh kepercayaan dan kemampuan untuk menentukan pilihan tanpa adanya paksaan dari pasangan, teman, keluarga, dan lainnya. Jadi jika kamu merasa belum saatnya untuk melakukan hubungan seks dengan pacar kamu, maka kamu berhak untuk berkata tidak. Karena hanya kamu yang berhak atas tubuh kamu. Karena hubungan seks seharusnya bebas dari paksaan, ancaman, dan dari risiko infeksi menular seksual. Jadi kenali tubuhmu dan hak-hak kamu ya.
Mitos: Jika berhubungan seksual hanya sekali tidak akan menyebabkan kehamilan.
Fakta: Pendapat ini tidak benar, faktanya hubungan seksual antara perempuan dan laki-laki yang dilakukan hanya sekali pun dapat menyebabkan kehamilan selama perempuan tersebut dalam masa subur dan tanpa menggunakan alat kontrasepsi, contohnya kondom. Hal ini dikarenakan, pada masa subur dan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi, pertmuan antara sperma dan sel telur dapat terjadi yang kemudian berkembang menjadi kehamilan.
Mitos: Hubungan seksual pertama kali selalu ditandai dengan keluarnya darah dari vagina.
Fakta: Hubungan seksual pertama kali tidak selalu mengeluarkan darah. Karena jika pasangan berkomunikasi tentang keinginan satu sama lain dan sebelum melakukan hubungan seksual terlebih dahulu melakukan foreplay (pemanasan) sehingga perempuan mampu mengeluarkan carian pelicin maka sangat mungkin tidak timbul perdarahan.
Perdarahan terjadi biasanya karena perempuan belum cukup terangsang sehingga produksi cairan vagina yang berfungsi sebagai pelicin jalan masuk penis ke liang vagina belum cukup, yang mengakibatkan gesekan serta perdarahan.
Mitos: Selaput dara yang robek berarti sudah pernah melakukan hubungan seksual/ tidak perawan.
Fakta: Pernyataan tersebut tidak benar. Selaput dara merupakan selaput kulit yang tipis yang dapat meregang dan sobek karena beberapa hal. Selain karena hubungan seksual, selaput dara juga bisa robek karena melakukan olah raga tertentu seperti naik sepeda dan berkuda. Oleh karena itu, robeknya selaput dara belum tentu karena hubungan seksual. Bahkan ada beberapa perempuan yang sudah menikah atau berhubungan seksual berkali-kali namun selaput daranya masih utuh karena sangat lentur.
Mitos: Keperawanan bisa ditebak dari cara berjalan dan bentuk pinggul.
Fakta: Keperawanan tidak bisa dilihat dari cara berjalan ataupun bentuk pinggul seseorang. Keperawanan seseorang terkadang dipandang dari dua sisi yakni fisik dan psikososial. Dari sisi fisik dengan melakukan pemeriksaan khusus yang hanya bisa dilakukan tenaga kesehatan terhadap kondisi selaput dara. Dari sisi psikososial yang didasarkan apakah seseorang sudah pernah melakukan hubungan sosial atau belum.
sumber: http://www.kesrepro.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar